dedicated to my life

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Thumbnail Recent Post

Recent Comments

Posted by Amalia Nurdin - - 0 comments

Dear, My Blogs Diary

tepat tanggal 27 februari 2012, pukul 21.30 om atau pamanku di panggil oleh Allah SWT, sedih rasanya, sudah setahun lebih saya tidak bertemu dan melihat wajah paman lagi. Sedih, itulah yang saya rasakan saat tau pamanku sudah tidak ada lagi, mungkkn hari kemarin itu adalah hari terakhir aku bisa melihat wajahnya lagi. Ingin skali detik itu juga aku berangkat ke kampung halaman dengan niat ingin melihat wajah paman untuk yang terakhir kalinya, namun sayang, mama, tante, tidak berangkat malam ini, mereka berangkat pukul 3 dini hari dan itu pun mereka tidak merental mobil untuk berangkat ke sana, mereka menggunakan mobil pribadi tante, dan mobilnya cukup kecil hanya bisa muat 5 orang termasuk supir, sedih benar-benar sedih rasanya, ingin tidur tapi tak bisa tidur, aku tertidur namun hanya tidur ayam, sesekali terbangun dan tidak hanya 2-5 menit saja. Gelisah, itulah yang aku rasakan malam itu, ingin skali rasanya cepat-cepat ke sana, menunggu pagi itu terara amat sangatlah lama, akhirnya tepat pukul 5.30, aku dan kakakku di jemmput mobil sewaan untuk berankat ke kampung, namun dalam perjalanan aku dan kakakku tidak henti-hentinya menggerutu karna banyak faktor, dan memang itulah konsekwensi yang harus kami hadapi saat itu. Sopir masih menjemput penumpang lain kerumahnya, pukul 7 pagi kami baru keluar dari kota makassar, baru beberapa kilometer pak supir sudah berhenti untuk singgah membeli roti dan makanan lainnya, termasuk penumpangnya pun turun untuk sarapan, selang beberapa saat berjalan, pak supir singgah lagi untuk makan dan menegug secangkir kopi, dalam hari menggerutu, " ya ampun, kalau begini caranya ga akan mungkin aku bisa melihat wajah paman lagi untuk selama-lamanya", hufffft, melihat pak supir membawa mobilnya, ingin sekali aku yang membawa mobil itu  dan menyetirnya dengan kecepatan tinggi, aaaaargh.... teriak ku dalam hati, tapi apa mau di kata, aku dan kakak ku ga bisa ngelakuin apa-apa selain memberi tahu pak sopir, "pak, minta' tolong kalau bisa cepat bawa mobilnya, soalnya paman kami meninggal dan sebentar lagi akan di makamkan" oh tuhan, tetap saja supir itu lambat, aku pun takut kalau terus-terus memintanya untuk menambah kecepatannya, karena supir itu kelihatannya belum terlalu mahir membwa mobil, sedikit-sedikit dia kaget kalau ada kendaraan lain. hmmm masih panjang perjalanan, dalam hatiku sudah putus asa, " hmmm ga akan lagi aku bisa lihat pamanku, paman, jika bisa perkenankanlah aku melihat wajahmu untuk terakhir kalinya" , beberapa saat kemudian, supir pun singgah lagi untuk makan siang, semakin putuslah harapanku untuk melihat wajah pamanku. akhirnya perjalanan di lanjutkan lagi, sungguh menyebalkan dan memang sudah tidak ada harapan, mayat paman sudah di mandikan, kakak yang sudah ada di sanapun sudah tidak menelfon untuk meminta kami cepat datang, namun alangkah sialnya, masih banyak penumpang yang harus di antarkan ke rumahnya, namun tujuan kami masih lah amat sangat jauh, " ya tuhan , izinkanlah aku melihat wajah pamanku untuk terakhir kalinya" ucapku dalam hati bertubi-tubi sambil meneteskan air mata. sedikit lagi perjalanan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan, namun beberapa saat kemudian , mama  menelfonku " sudah dimana?",  masih di jalan, tapi udah dekat " jawabku, "sudah, pamanmu sudah di kubur, ini kami lagi di pekuburan" ucap mama. " oh god, aku ga bisa lagi ngelihat wajah omku untuk terakhir kalinya, ya allah.... kenapa tidak kau beri aku kesempatan melihat wajahnya lagi untuk saat ini?????" teriakku dalam hati sambil berlinang air mata. semua orang ku salahkan, termasuk tanteku yang benar-benar membuat ku kessal saat itu, dan juga supir itu, aaaaaaargh..... , aku hanya bisa membayangkan wajah paman yang dulu dengan samar-samar, tawanya, candanya, oh god, hal itu akan ku rindukan. Tapi, ada satu hal yang masih bisa membuatku beruntung, yaitu, aku masih bisa melihat wajah anaknya paman, anak dari istri pertamanya yang selama lahirnya aku memang belum pernah melihatnya, sungguh cantik sedikit raut wajahnya menggambarkan wajah paman. sedih amat sangat sedih hatiku, tiba di rumah itu hanya duduk, makan, selesai, pulang, argh... cuma cape yang ku dapat, pengen banget lia pulang ke rumah langsung. menyebalkan banget rasanya. hmm " Tuhan, ku mohon berilah tempat terindah di surgamu untuk pamanku itu, semoga dia mendapatkan tempat terindah di surgamu, terindah dari dunia dan apa pun itu, amiiiin ya robbal alamin..  Om, aku akan slalu merindukanmu dan mengingat semua kenangan yang sudah kita lalui bersama, engkau dulu selalu meramalku, kalau jodohku adalah anak yang ke 3 atau anak yang ke enam, hehe..... sampai skarang, aku slalu ingat katamu itu, meskipun jodoh itu memang sudah di tentukan oleh tuhan , engaku dulu memintaku untuk mengenakan jilbab , tapi apa yang aku ucapkan " ah, mustahil om aku pakai jilbab hehehehe " ucapku sambil tertawa namun semester dua menginjak bangku kuliah akhirnya aku mengenakan jilbab, tanpa ada alasan apapun, hehe.... dan 1 lagi dulu engkau meramalku dan tau kalau saat itu aku lagi naksir sama cowok, dia adalah tetanggaku, bisa di bilang dia adalah tetanggaku, idolaku hehe.... ramalan om itu benar banget. hikhik.... om... sejak kecil engkau slalu bersamaku, tidur pun dulu aku masih bisa ingat waktu kecil, aku tidur di sampingmu dan menepuk pantatku seperti anak bayi yang kau tidurkan sambil kau nyanyikan lagu hehe... om.... aku sayang om, semoga engaku bahagia di sana dan selalu tersenyum di sana, engkau hanya berpindah tempat, dari temat tuhan engaku di tiupkan ke tubuh manusia di rahim ibumu, engkau lahir dan besar di dunia dan skarang kembali pada Allah. Slamat jalan Om, semoga perjalananmu menyenangkan di sana. 


Love you my Uncle, wish all the best for you. :)

Leave a Reply

Cinta Datang dan pergi menyisahkan kenangan di hati, pengunjung pun datang dan pergi meninggalkan kenangan di tulisan ini.